Rabu, 23 November 2011

Tipe tipe kepemimpinan

Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa. Dalam bahasa Indonesia "pemimpin" sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara. Istilah pemimpin, kemimpinan, dan memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang sama "pimpin". Namun demikian ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda. Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki ketrampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin. Istilah Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan ketrampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan "pemimpin". Arti pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan - khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan. Pimpinan yang dapat dikatakan sebagai pemimpin setidaknya memenuhi beberapa kriteria,yaitu

1. Pengaruh : Seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki orang-orang yang mendukungnya yang turut membesarkan nama sang pimpinan. Pengaruh ini menjadikansang pemimpin diikuti dan membuat orang lain tunduk pada apa yang dikatakan sang pemimpin. John C. Maxwell, penulis buku-buku kepemimpinan pernah berkata : Leadership is Influence (Kepemimpinan adalah soal pengaruh). Mother Teresa dan Lady Diana adalah contoh kriteria seorang pemimpin yang punya pengaruh.

2. Kekuasaan/power : Seorang pemimpin umumnya diikuti oleh orang lain karena dia
memiliki kekuasaan/power yang membuat orang lain menghargai keberadaannya. Tanpa
kekuasaan atau kekuatan yang dimiliki sang pemimpin, tentunya tidak ada orang yang
mau menjadi pendukungnya. Kekuasaan/kekuatan yang dimiliki sang pemimpin ini
menjadikan orang lain akan tergantung pada apa yang dimiliki sang pemimpin, tanpa itu
mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Hubungan ini menjadikan hubungan yang bersifat
simbiosis mutualisme, dimana kedua belah pihak sama-sama saling diuntungkan.

3. Wewenang : Wewenang di sini dapat diartikan sebagai hak yang diberikan kepada
pemimpin untuk fnenetapkan sebuah keputusan dalam melaksanakan suatu hal/kebijakan.
Wewenang di sini juga dapat dialihkan kepada bawahan oleh pimpinan apabila sang
pemimpin percaya bahwa bawahan tersebut mampu melaksanakan tugas dan tanggung
jawab dengan baik, sehingga bawahan diberi kepercayaan untuk melaksanakan tanpa perlu campur tangan dari sang pemimpin.
4. Pengikut : Seorang pemimpin yang memiliki pengaruh, kekuasaaan/power, dan wewenang tidak dapat dikatakan sebagai pemimpin apabila dia tidak memiliki pengikut yang berada di belakangnya yang memberi dukungan dan mengikuti apa yang dikatakan sang pemimpin. Tanpa adanya pengikut maka pemimpin tidak akan ada. Pemimpin dan pengikut adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan tidak dapat berdiri sendiri.

Tipe-tipe kepemimpinan atau jenis kepemimpinan yang akan kita bicarakan dibawah ini ialah pengelompokan berdasarkan ciri-ciri dalam penampilan/dari cara melaksanaan kepemimpinan, khususnya disekolah-sekolah. Tentang bagaimana diperolehnya sifat-sifat kepemimpinan itu, apakah sudah merupakan pembawaan sejak lahir atau hasil pendidikan dan latihan, tidak dijadikan masalah pokok dalam rangka administrasi pendidikan ini. Secara garis besar, ada 3 tipe kepemimpinan. Namun, disini akan kita bahas 5 tipekepemimpinan. Tipe atau jenis kepemimpinan tersebut yaitu: Pemimpin otrokratis, Pemimpin Pseudo-Demokratis, Pemimpin Laissez-Faire, Pemimpin Demokratis dan Pemimpin yang berdasarkan Tur wuri Handayani. Berikut penjelasannya:
1. Pemimpin Otokratis
Otokratis asal kata dari kata-kata: oto = sendiri, dan kratos =pemerintahan. Jadi otokratis berarti mempunyai sifat memerintah dan menentukan sendiri. Pemimpin otokratis menggagap bahwa ialah yang bertanggungjawab sepenuhnya dan yang dapat menentukan maju-mundurnya sekolah yang dipimpinnya. Ia selalu khawatir kalau-kalau sesuatu tidak berjalan menurut yang ia harapkan. Ia menghendaki agar segala sesuatu berjalan sesuai dengan yang ia telah tentukan.
2. Pemimpin Pseudo-Demokratis
Pseudo berarti palsu, pura-pura. Pemimpin semacam ini berusaha memberikan kesan dalam penampilannya seolah-olah ia demokratis, sedangkan maksudnya ialah otokratis, mendesakkan keinginannya sendiri secara halus. Dalam pembicaraan dan rapat-rapat ia banyak meminta pendapat dan saran orang lain, untuk memberikan kesan bahwa ia lebih memperhatikan pendapat orang lain. Tetapi selanjutnya ia perhatikan saran-saran yang dimintanya itu, karena pandai/lihai mengubah alasan-alasan sedemikian rupa sehingga selalu menguntungkan diri sendiri dan menghasilkan pendapat sendiri. Jadi, pemimpin pseudo-demokratis sebenarnya orang yang otokratis tetapi pandai menutup-nutupi sifatnya dengan penampilan yang memberikan kesan seolah-olah ia demokratis.
3. Pemimpin Laissez-Faire
Laissez-faire jika diterjemahkan dapat diartikan sebagai “biarkan saja bejalan “ atau “tidak usah dihiraukan” ; jadi mengandung semacam sikap “masa bodo”. Dalam melaksanakan usaha, rencana yang tegas dianggapnya tidak perlu karena akan mengekang kebebasan anggota dan akan mengurangi inisiatif mereka. Setiap usul baru dan hasil pemikiran baru dan hasil pemikiran baru dari setiap anggotanya, dianggap sebagai bukti adanya perhatian inisiatif para anggota itu, yang harus dihargai dan diberikan kesempatan untuk dilaksanakan. Kegembiraan berkerja dan semangat bekerja akan terpelihara, Karena tidak ada kekangan-kekangan. Setiap macam kekangan dianggap bertentangan dengan hak-hak individu dalam demokrasi.Pemimpin semacam ini tidk akan menghasikan suasana tertib damai; tidak akan menimbulkan “self discipline” pada anggotanya-anggotanya. Tiap anggota akan menganggap bahwa hak dan kewajiban ada pada tiap anggota-anggotanya masing-masing, dank karena tiap anggota berhak berusaha dengan cara masing-masing, menurut kehendak dan pendapat masing-masing. Dalam setiap usaha diperlukan self disipine untuk mengekang diri sendiri, berusaha menyesuaikan diri pada ketentuan-ketentuan dari kelompok. Pimpinan yang laissez-faire sama sekali tidak berusaha menimbulkan self-disciplene, tidak meminta mengekangakan diri. Karena itu pimpinan laissez-faire (“biarkan saja berjalan”) dapat menimbulkan kekacauan dan kesimpang-siuran dalam usaha. Kepemimpinan macam ini mungkin disebabkan karena: tidak mampu, malas, masa bodo, atau karena tidak tahu arti sebenarnya dari demokrasi.
4. Pemimpin DemokratisPemimpin demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya, yang bersama-sama dengan kelompoknya berusaha dan bertanggungjawab tentang tercapainya tujuan bersama. Agar setiap anggota merasa turut bertanggungjawab, maka semua anggota diajak ikut serta dalm tiap kegiatan: dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaiannya. Setiap anggota dianggap sebagai sumber potensi yang berharga dan mempunyai peranan dalam usaha pencapaian tujuan.Demokratis berasal dari kata demos = rakyat dan kratos “pemerintahan oleh rakyat”, yaitu usaha dan tanggungjawab bersama oleh semua anggota kelompok. Kepemimpinan demokratis inilah yang dijadikan ukuran dalam kepemimpinan pendidikan dalam administrasi.
5. Tut Wuri Handayani Di atas kita sudah katakana bahwa kepemimpinan demokratislah yang kita jadikan ukuran dalam pendidikan dan administrasi pendidikan. Ini tidak berarti menganggap kepemimpinan demokratis yang betul dan kepemimpinan otokratis salah. Kepemimpinan mana yang baik dan harus kita lakukan, sebenarnya ditentukan oleh banyak faktor: oleh tujuan, oleh anggota kelompoknya (sikap kemampuanya) , dan oleh situasi. Semboyan pendidikan yang dipakai sebagai lambang resmi Departemen Pendidikan, yaitu “TUT WURI HANDAYANI”, sebenarnya merupakan satu bagian (bagian terakhir) dari falsafah kepemimpinan pendidikan yang telah lama dilaksanakan di indonesia, antara lain oleh Ki Hajar Dewantara dalam Taman Siswa. Lengkapnya ialah: Ing Ngarso Sung Tulodo; Ing Madyo Mangun Karso; Tut Wuri Handayani; yang dapat kita terjemahkan secara bebas: didepan (berperan) sebagai tauladan, di tengah (turut) membina kehendak/motivasi, dan di belakang mengikuti sambil mendidik.
Dengan demikian seorang pendidik/pemimpin harus dapat menempatkan dirinya dalam berbagai peranan kepemimpinan, yaitu:
• Sebagai pemimpin yang memberikan conth/teladan, yang memberikan petunjuk/ ketentuan kepada yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya.
• Sebagai pemimpin yang dapat bekerjasama dengan orang-orang dipimpinnya, yang berada di tengah-tengah kelompoknya dan secara kooperatif berusaha bersama smbil membantu dan mendorong mereka.
Sebagai pemimpin yang berani memberikan tanggung jawab kepada yang dipimpinnya, memberikan kesempatan kepada mereka untuk memperlihatkan kemampuannya, dan sebagai pemimpin yang masih bertanggungjawab, ia “berdiri di belakang”, tetap waspada dan siap “turun tangan” jika diperlukan.

Ada 3 (tiga) mitos yang berkembang di masyarakat, yaitu mitos the Birthright, the For All – Seasons , dan the Intensity. Mitos the Birthright berpandangan bahwa pemimpin itu dilahirkan bukan dihasilkan (dididik). Mitos ini berbahaya bagi perkembangan regenerasi pemimpin karena yang dipandang pantas menjadi pemimpin adalah orang yang memang dari sananya dilahirkan sebagai pemimpin, sehingga yang bukan dilahirkan sebagai pemimpin tidak memiliki kesempatan menjadi pemimpin Mitos the For All – Seasons berpandangan bahwa sekali orang itu menjadi pemimpin selamanya dia akan menjadi pemimpin yang berhasil. Pada kenyataannya keberhasilan seorang pemimpin pada satu situasi dan kondisi tertentu belum tentu sama dengan situasi dan kondisi lainnya. Mitos the Intensity berpandangan bahwa seorang pemimpin harus bisa bersikap tegas dan galak karena pekerja itu pada dasarnya baru akan bekerja jika didorong dengan cara yang keras. Pada kenyataannya kekerasan mempengaruhi peningkatan produktivitas kerja hanya pada awal-awalnya saja, produktivitas seterusnya tidak bisa dijamin. Kekerasan pada kenyataannya justru dapat menumbuhkan keterpaksaan yang akan dapat menurunkan produktivitas kerja. Berikut ini merupakan teori-teori kepemimpinan

Kepemimpinan Menurut Teori Sifat (Trait Theory)
Studi-studi mengenai sifat-sifat/ciri-ciri mula-mula mencoba untuk mengidentifikasi karakteristik-karakteristik fisik, ciri kepribadian, dan kemampuan orang yang dipercaya sebagai pemimpin alami. Ratusan studi tentang sifat/ciri telah dilakukan, namun sifat-sifat/ciri-ciri tersebut tidak memiliki hubungan yang kuat dan konsisten dengan keberhasilan kepemimpinan seseorang. Penelitian mengenai sifat/ciri tidak memperhatikan pertanyaan tentang bagaimana sifat/ciri itu berinteraksi sebagai suatu integrator dari kepribadian dan perilaku atau bagaimana situasi menentukan relevansi dari berbagai sifat/ciri dan kemampuan bagi keberhasilan seorang pemimpin. Berbagai pendapat tentang sifat-sifat/ciri-ciri ideal bagi seorang pemimpin telah dibahas dalam kegiatan belajar ini termasuk tinjauan terhadap beberapa sifat/ciri yang ideal tersebut.

Kepemimpinan Menurut Teori Perilaku (Behavioral Theory)
Selama tiga dekade, dimulai pada permulaan tahun 1950-an, penelitian mengenai perilaku pemimpin telah didominasi oleh suatu fokus pada sejumlah kecil aspek dari perilaku. Kebanyakan studi mengenai perilaku kepemimpinan selama periode tersebut menggunakan kuesioner untuk mengukur perilaku yang berorientasi pada tugas dan yang berorientasi pada hubungan. Beberapa studi telah dilakukan untuk melihat bagaimana perilaku tersebut dihubungkan dengan kriteria tentang efektivitas kepemimpinan seperti kepuasan dan kinerja bawahan. Peneliti-peneliti lainnya menggunakan eksperimen laboratorium atau lapangan untuk menyelidiki bagaimana perilaku pemimpin mempengaruhi kepuasan dan kinerja bawahan. Jika kita cermati, satu-satunya penemuan yang konsisten dan agak kuat dari teori perilaku ini adalah bahwa para pemimpin yang penuh perhatian mempunyai lebih banyak bawahan yang puas. Hasil studi kepemimpinan Ohio State University menunjukkan bahwa perilaku pemimpin pada dasarnya mengarah pada dua kategori yaitu consideration dan initiating structure. Hasil penelitian dari Michigan University menunjukkan bahwa perilaku pemimpin memiliki kecenderungan berorientasi kepada bawahan dan berorientasi pada produksi/hasil. Sementara itu, model leadership continuum dan Likert’s Management Sistem menunjukkan bagaimana perilaku pemimpin terhadap bawahan dalam pembuatan keputusan. Pada sisi lain, managerial grid, yang sebenarnya menggambarkan secara grafik kriteria yang digunakan oleh Ohio State University dan orientasi yang digunakan oleh Michigan University. Menurut teori ini, perilaku pemimpin pada dasarnya terdiri dari perilaku yang pusat perhatiannya kepada manusia dan perilaku yang pusat perhatiannya pada produksi.

Teori Kontingensi (Contigensy Theory)
Teori-teori kontingensi berasumsi bahwa berbagai pola perilaku pemimpin (atau ciri) dibutuhkan dalam berbagai situasi bagi efektivitas kepemimpinan. Teori Path-Goal tentang kepemimpinan meneliti bagaimana empat aspek perilaku pemimpin mempengaruhi kepuasan serta motivasi pengikut. Pada umumnya pemimpin memotivasi para pengikut dengan mempengaruhi persepsi mereka tentang konsekuensi yang mungkin dari berbagai upaya. Bila para pengikut percaya bahwa hasil-hasil dapat diperoleh dengan usaha yang serius dan bahwa usaha yang demikian akan berhasil, maka kemungkinan akan melakukan usaha tersebut. Aspek-aspek situasi seperti sifat tugas, lingkungan kerja dan karakteristik pengikut menentukan tingkat keberhasilan dari jenis perilaku kepemimpinan untuk memperbaiki kepuasan dan usaha para pengikut.
LPC Contingency Model dari Fiedler berhubungan dengan pengaruh yang melunakkan dari tiga variabel situasional pada hubungan antara suatu ciri pemimpin (LPC) dan kinerja pengikut. Menurut model ini, para pemimpin yang berskor LPC tinggi adalah lebih efektif untuk situasi-situasi yang secara moderat menguntungkan, sedangkan para pemimpin dengan skor LPC rendah akan lebih menguntungkan baik pada situasi yang menguntungkan maupun tidak menguntungkan. Leader Member Exchange Theory menjelaskan bagaimana para pemimpin mengembangkan hubungan pertukaran dalam situasi yang berbeda dengan berbagai pengikut. Hersey and Blanchard Situasional Theory lebih memusatkan perhatiannya pada para pengikut. Teori ini menekankan pada perilaku pemimpin dalam melaksanakan tugas kepemimpinannya dan hubungan pemimpin pengikut. Leader Participation Model menggambarkan bagaimana perilaku pemimpin dalam proses pengambilan keputusan dikaitkan dengan variabel situasi. Model ini menganalisis berbagai jenis situasi yang mungkin dihadapi seorang pemimpin dalam menjalankan tugas kepemimpinannya. Penekanannya pada perilaku kepemimpinan seseorang yang bersifat fleksibel sesuai dengan keadaan yang dihadapinya.

Teori Atribut Kepemimpinan
Teori atribusi kepemimpinan mengemukakan bahwa kepemimpinan semata-mata merupakan suatu atribusi yang dibuat orang atau seorang pemimpin mengenai individu-individu lain yang menjadi bawahannya.
Beberapa teori atribusi yang hingga saat ini masih diakui oleh banyak orang yaitu:
• Teori Penyimpulan Terkait (Correspondensi Inference), yakni perilaku orang lain merupakan sumber informasi yang kaya.
• Teori sumber perhatian dalam kesadaran (Conscious Attentional Resources) bahwa proses persepsi terjadi dalam kognisi orang yang melakukan persepsi (pengamatan).
• Teori atribusi internal dan eksternal dikemukakan oleh Kelly & Micella, 1980 yaitu teori yang berfokus pada akal sehat.

Kepemimpinan Kharismatik
Karisma merupakan sebuah atribusi yang berasal dari proses interaktif antara pemimpin dan para pengikut. Atribut-atribut karisma antara lain rasa percaya diri, keyakinan yang kuat, sikap tenang, kemampuan berbicara dan yang lebih penting adalah bahwa atribut-atribut dan visi pemimpin tersebut relevan dengan kebutuhan para pengikut.
Berbagai teori tentang kepemimpinan karismatik telah dibahas dalam kegiatan belajar ini. Teori kepemimpinan karismatik dari House menekankan kepada identifikasi pribadi, pembangkitan motivasi oleh pemimpin dan pengaruh pemimpin terhadap tujuan- tujuan dan rasa percaya diri para pengikut. Teori atribusi tentang karisma lebih menekankan kepada identifikasi pribadi sebagai proses utama mempengaruhi dan internalisasi sebagai proses sekunder. Teori konsep diri sendiri menekankan internalisasi nilai, identifikasi sosial dan pengaruh pimpinan terhadap kemampuan diri dengan hanya memberi peran yang sedikit terhadap identifikasi pribadi. Sementara itu, teori penularan sosial menjelaskan bahwa perilaku para pengikut dipengaruhi oleh pemimpin tersebut mungkin melalui identifikasi pribadi dan para pengikut lainnya dipengaruhi melalui proses penularan sosial. Pada sisi lain, penjelasan psikoanalitis tentang karisma memberikan kejelasan kepada kita bahwa pengaruh dari pemimpin berasal dari identifikasi pribadi dengan pemimpin tersebut.
Karisma merupakan sebuah fenomena. Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan oleh seorang pemimpin karismatik untuk merutinisasi karisma walaupun sukar untuk dilaksanakan. Kepemimpinan karismatik memiliki dampak positif maupun negatif terhadap para pengikut dan organisasi.



Kepemimpinan Transformasional
Pemimpin pentransformasi (transforming leaders) mencoba menimbulkan kesadaran para pengikut dengan mengarahkannya kepada cita-cita dan nilai-nilai moral yang lebih tinggi. Burns dan Bass telah menjelaskan kepemimpinan transformasional dalam organisasi dan membedakan kepemimpinan transformasional, karismatik dan transaksional. Pemimpin transformasional membuat para pengikut menjadi lebih peka terhadap nilai dan pentingnya pekerjaan, mengaktifkan kebutuhan-kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi dan menyebabkan para pengikut lebih mementingkan organisasi. Hasilnya adalah para pengikut merasa adanya kepercayaan dan rasa hormat terhadap pemimpin tersebut, serta termotivasi untuk melakukan sesuatu melebihi dari yang diharapkan darinya. Efek-efek transformasional dicapai dengan menggunakan karisma, kepemimpinan inspirasional, perhatian yang diindividualisasi serta stimulasi intelektual. Hasil penelitian Bennis dan Nanus, Tichy dan Devanna telah memberikan suatu kejelasan tentang cara pemimpin transformasional mengubah budaya dan strategi-strategi sebuah organisasi. Pada umumnya, para pemimpin transformasional memformulasikan sebuah visi, mengembangkan sebuah komitmen terhadapnya, melaksanakan strategi-strategi untuk mencapai visi tersebut, dan menanamkan nilai-nilai baru.

http://kadri-blog.blogspot.com/2010/11/tipe-tipe-kepemimpinan.html
http://ilmupsikologi.wordpress.com/2011/11/04/tipe-kepemimpinan/
http://kepemimpinan-fisipuh.blogspot.com/2009/03/teori-kepemimpinan.html

Jumat, 04 November 2011

Konflik intra perorangan

Konflik merupakan suatu proses sosial antara dua orang atau lebih dimana salah satu orang atau kelompok berusaha untuk menjatuhkan dan menyingkirkan pihak lain dengan berbagai macam cara sampai membuatnya tidak berdaya. Konflik sangat bertentangan dengan integrasi. Konflik dan integrasi berjalan sebagai sebuah siklus dalam masyarakat. Konflik yang terkontrol dapat menyebabkan integrasi dan sebaliknya apabila integrasi tidak berjalan dengan baik maka akan menimbulkan konflik. Konflik biasanya dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa oleh masing-masing individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial akan menyebabkan suatu gap antara individu atau kelompok yang lain. Konflik merupakan suatu situasi yang wajar dalam tiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antara anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya.

Ciri-Ciri Konflik :

1)Setidak-tidaknya ada dua pihak secara perseorangan maupun kelompok yang terlibat dalam suatu interaksi yang saling bertentangan.
2)Paling tidak timbul pertentangan antara dua pihak secara perseorangan maupun kelompok dalam mencapai tujuan, memainkan peran dan ambigius atau adanya nilai-nilai atau norma yang saling berlawanan.
3)Munculnya interaksi yang seringkali ditandai oleh gejala-gejala perilaku yang direncanakan untuk saling meniadakan, mengurangi, dan menekan terhadap pihak lain agar dapat memperoleh keuntungan seperti: status, jabatan, tanggung jawab, pemenuhan berbagai macam kebutuhan fisik: sandang- pangan, materi dan kesejahteraan atau tunjangan-tunjangan tertentu: mobil, rumah, bonus, atau pemenuhan kebutuhan sosio-psikologis seperti: rasa aman, kepercayaan diri, kasih, penghargaan dan aktualisasi diri.
4)Munculnya tindakan yang saling berhadap-hadapan sebagai akibat pertentangan yang berlarut-larut
5)Munculnya ketidakseimbangan akibat dari usaha masing-masing pihak yang terkait dengan kedudukan, status sosial, pangkat, golongan, kewibawaan, kekuasaan, harga diri, prestise dan sebagainya.

Faktor penyebab konflik diantaranya adalah perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur. Selanjutnya karena perbedaan latar belakang juga bisa kita sebut factor penyebab konflik selain itu perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok artinya manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Perubahan- perubahan nilai yang cepat dalam masyarakat adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi secara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan tatanan kehidupan masyarakat yang telah ada.
Konflik intra perorangan dapat terjadi oleh karena adanya pertentangan dalam tujuan yang ingin dicapai dan pertentangan dalam peran yang harus dijalankannya. Ada tiga jenis konflik yang dialami oleh individu yaitu :

1)Approach-approach conflict. dimana orang didorong untuk melakukan pendekatan positif terhadap dua persoalan atau lebih, tetapi tujuan-tujuan yang dicapai saling terpisah satu sama lain. Pada konflik ini jenis ini orang mengalami kesulitan di dalam menentukan pilihan, oleh karena ada dua atau lebih alternatif pilihan terdapat hal-hal yang menarik. Misalnya, seorang calon karyawan mendapat kesempatan untuk promosi ke posisi yang lebih tinggi tetapi dia harus meninggalkan pekerjaan sekarang yang sudah disenanginya. Cukup sering terjadi orang merasa sungkan untuk dipromosikan karena dia merasa pekerjaan yang dipegangnya sudah sesuai dengan keinginannya. Contoh lain dari konflik jenis ini ialah seorang yang punya kesempatan untuk memilih dua posisi kerja yang sama-sama menarik.
2)Approach-avoidance conflict. dimana orang didorong untuk melakukan pendekatan terhadap persoalan-persoalan yang mengacu pada satu tujuan dan pada waktu yang sama didorong untuk melakukan terhadap persoalan-persoalan tersebut dan tujuannya dapat mengandung nilai positif dan negatif bagi orang yang mengalami konflik tersebut.
Bila orang menghendaki sesuatu dan hal yang relatif berimbang, orang akan mengalami konflik di dalam menentukan pilihannya. Keadaan seperti ini sering dialami oleh eksekutif. Misalnya pimpinan sangat sulit untuk memberhentikan karyawan yang merupakan teman baik, tetapi berbuat yang merugikan perusahaan.
3)Avoidance-avoidance conflict. dimana orang didorong untuk menghindari dua atau lebih hal yang negatif tetapi tujuan-tujuan yang dicapai saling terpisah satu sama lain.
Dalam hal ini, approach-approach conflict merupakan jenis konflik yang mempunyai resiko paling kecil dan mudah diatasi, serta akibatnya tidak begitu fatal. Konflik jenis ini terjadi apabila seseorang harus memilih antara dua pilihan yang keduanya memiliki hal yang tidak menyenangkan. Misalnya, seorang karyawan yang harus memilih antara mendiamkan perbuatan supervisor yang merugikan dirinya, dan menerima pemecatan karena melaporkan kesalahan supervisor.

Selain hal-hal di atas konflik-individual dapat terjadi karena tidak terpenuhinya kebutuhan yang diharapkan oleh seseorang untuk dipenuhi. Apa yang diharapkan karyawan tidak sesuai dengan apa yang merupakan faktor yang mendorong orang untuk bekerja. Menurut teori Abraham Maslow yang sangat populer dan paling sering dikutip, kebutuhan manusia mempunyai tingkatan, mulai dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi tingkatannya. Pada tingkatan yang paling dasar orang bekerja hanya semata-mata untuk mendapatkan uang agar supaya kebutuhan hidup yang paling dasar seperti makan dan minum dapat terpenuhi. Setelah kebutuhan ini terpenuhi orang akan memikirkan kebutuhan kebutuhan lain, yaitu rasa aman. Orang akan mencari pekerjaan tidak semata-mata untuk memperoleh gaji yang besar, tetapi juga mencari kerja yang akan terjamin kelangsungannya sebagai sumber penghasilan walaupun penghasilannya relatif kecil. Inilah sebabnya kenapa orang lebih menyukai menjadi pegawai negeri dari pada pegawai swasta asing, walaupun perusahaan asing memberikan gaji beberapa kali lipat lebih besar dari gaji pegawai negeri. Pekerjaan sebagai pegawai negeri lebih terjamin kelangsungannya daripada pekerjaan sebagai pegawai swasta. Bila kebutuhan dasar (makan, minum) dan rasa aman telah terpenuhi di dalam bekerja orang mulai mengejar kebutuhan lain yang lebih tinggi. Orang mulai mencari pekerjaan yang memungkinkan terpenuhinya kebutuhan psikologis seperti merasa dimiliki oleh kelompok kerjanya, ada saling pengertian baik dengan sesama karyawan maupun dengan pihak pimpinannya. Pada tingkatan ini orang membutuhkan perlakuan yang adil, penuh cinta dan kasih. Walaupun perusahaan memberikan gaji yang besar, bila kebutuhan ini tidak terpenuhi orang akan menjadi rendah semangat kerjanyaKebutuhan tingkat selanjutnya akan segera muncul bila kebutuhan yang disebutkan sebelumnya sudah terpenuhi. Kebutuhan akan pengakuan diri adalah kebutuhan tingkat yang keempat. Pada tingkatan ini, orang ingin mendapat pengakuan dari apa-apa yang dikerjakannya. Misalnya karyawan ingin menunjukkan bahwa dirinya dapat berbuat sesuatu untuk kepentingan perusahaan dengan memberikan usul-usul perbaikan sistem kerja. Konflik dalam diri karyawan akan terjadi apabila usul-usul demi perbaikan perusahaan tidak digubris sama sekali oleh pihak atasan. Kebutuhan untuk mengembangkan kreatifitas, berinovasi semata-mata untuk kepuasan diri adalah kebutuhan pada level ini dalam bekerja tidak lagi didorong oleh kebutuhan yang bersifat ekstrinsik seperti uang dan jabatan. Mereka bekerja oleh karena dorongan intrinsik dari dalam diri, yakni ingin berbuat sesuatu yang semata-mata didasarkan pada keinginan diri untuk berbuat sesuatu untuk kepentingan orang banyak. Konflik dalam diri karyawan akan terjadi dalam perusahaan apabila karyawan merasa kebutuhan yang dikehendakinya tidak dapat diperoleh dari tempat kerjanya. Untuk mengatasi hal ini perlu dilakukan usaha untuk memahami kebutuhan para karyawan, yang antara lain dengan jalur ‘counseling service’.
Berikut ini merupakan strategi mengatasi konflik diantaranya :
1)Pengenalan
Kesenjangan antara keadaan yang ada diidentifikasi dan bagaimana keadaan yang seharusnya. Satu-satunya yang menjadi perangkap adalah kesalahan dalam mendeteksi (tidak mempedulikan masalah atau menganggap ada masalah padahal sebenarnya tidak ada).
2)Diagnosis
Inilah langkah yang terpenting. Metode yang benar dan telah diuji mengenai siapa, apa, mengapa, dimana, dan bagaimana berhasil dengan sempurna. Pusatkan perhatian pada masalah utama dan bukan pada hal-hal sepele.
3)Menyepakati suatu solusi
Kumpulkanlah masukan mengenai jalan keluar yang memungkinkan dari orang-orang yang terlibat di dalamnya. Saringlah penyelesaian yang tidak dapat diterapkan atau tidak praktis. Jangan sekali-kali menyelesaikan dengan cara yang tidak terlalu baik. Carilah yang terbaik.
4)Pelaksanaan
Ingatlah bahwa akan selalu ada keuntungan dan kerugian. Hati-hati, jangan biarkan pertimbangan ini terlalu mempengaruhi pilihan dan arah kelompok.
5)Evaluasi
Penyelesaian itu sendiri dapat melahirkan serangkaian masalah baru. Jika penyelesaiannya tampak tidak berhasil, kembalilah ke langkah-langkah sebelumnya dan cobalah lagi.

http://perilakudanperkembanganorganisasi.blogspot.com/
http://andrie07.wordpress.com/2009/11/25/konflik-dalam-hubungan-antar-pribadimengelola-konflik-antar-pribadi-dan-strategi-mengatasi-konflik/
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
http://perilakudanperkembanganorganisasi.blogspot.com/2011/05/normal-0-false-false-false.html

Senin, 10 Oktober 2011

Teori organisasi data

Teori Organisasi data

Organisasi adalah sebagai satu kesatuan orang-orang yang tersusun dengan teratur berdasarkan pembagian tugas tertentu dengan tujuan individualnya masing-masing. Agar tujuan organisasi dan tujuan individu dapat tercapai secara selaras dan harmonis maka diperlukan kerjasama dan usaha yang sungguh-sungguh dari kedua belah pihak (pengurus organisasi dan anggota organisasi) untuk bersama-sama berusaha saling memenuhi kewajiban masing-masing secara bertanggung jawab, sehingga pada saat masing-masing mendapatkan haknya dapat memenuhi rasa keadilan baik bagi anggota organisasi/pegawai maupun bagi pengurus organisasi/pejabat yang berwenang. Selain itu organisasi juga mempunyai sebuah struktur yang dimaksud dengan struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan. Setiap kali manusia mengaktualisasikan dirinya, demi mencapai kepentingannya untuk memenuhi kebutuhannya, maka ia cenderung untuk berkelompok. Berkelompok di sini dalam arti bergabung dalam suatu organisasi untuk mendapatkan posisi yang sesuai dengan kepentingannya. Namun manusia tidak dapat sekehendak hatinya bertindak dalam suatu kelompok, karena ada tata cara berhubungan dan bertindak dalam organisasi tersebut. Hampir tidak ada satu organisasi pun yang luput dari tuntutan-tuntutan menuju perubahan, baik dalam skala kecil maupun besar, baik yang datan dari luar maupun dari dalam organisasi tersebut. Tuntutan dalam organisasi menimbulkan dinamika yang menyangkut gerak organisasi. Tidak selamanya dinamika mampu mempererat hubungan antar anggotanya, ada kalanya juga menimbulkan perpecahan yang mengakibatkan goyahnya kondisi organisasi. Disini saya akan membahas mengenai Koperasi.
Bagi Masyarakat Indonesia, Koperasi sudah tidak asing lagi, karena kita sudah merasakan jasa Koperasi dalam rangka keluar dari kesulitan hutang lintah darat. Secara harfiah Koperasi yang berasal dari bahasa Inggris Coperation terdiri dari dua suku kata co yang berarti bersama dan operation yang berarti bekerja. Jadi dapat disimpulkan bahwa Koperasi adalah Asosiasi orang orang yang bergabung dan melakukan usaha bersama atas dasar prinsip prinsip koperasi, sehingga mendapatkan manfaat yang lebih besar dengan biaya rendah melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis oleh anggotanya. Asosiasi berbeda dengan kelompok, asosiasi terdiri dari orang -orang yang memiliki kepentingan yang sama, lazimnya yang menonjol adalah kepentingan ekonomi. Jenis koperasi didasarkan pada kesamaan usaha atau kepentingan ekonomi anggotanya. Dasar untuk menentukan jenis koperasi adalah kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan ekonomi anggotanya. Jenisnya adalah :

• Koperasi Produsen.
Koperasi produsen beranggotakan orang orang yang melakukan kegiatan produksi (produsen). Tujuannya adalah memberikan keuntungan yang sebesar- besarnya bagi anggotanya dengan cara menekan biaya produksi serendah- rendahnya dan menjual produk dengan harga setinggi tingginya. Untuk itu, pelayanan koperasi yang dapat digunakan oleh anggota adalah Pengadaan bahan baku dan Pemasaran produk anggotanya.
• Koperasi Konsumen
Koperasi konsumen beranggotakan orang orang yang melakukan kegiatan konsumsi. Tujuannya adalah memberikan keuntungan yang sebesar besarnya bagi anggotanya dengan cara mengadakan barang atau jasa yang murah, berkualitas, dan mudah didapat. Contoh :
- koperasi simpan pinjam
- koperasi serba usaha ( konsumen)
Anggota koperasi memiliki peran ganda, sebagai pemilik sekaligus pengguna pelayanan koperasi. Sebagai pemilik, anggota berpartisipasi dalam memodali, mengambil keputusan, mengawasi, dan menanggung resiko. Sebagai pengguna, anggota berpartisipasi dalam memanfaatkan pelayanan koperasi. Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilaksanakan dan bila dilanggar, maka akan dikenakan sanksi. Sedangkan hak adalah sesuatu yang seharusnya diperoleh. Bila hak ini tidak terpenuhi, maka yang bersangkutan dapat menuntut. Tetapi bila hak tersebut tidak digunakan, maka tidak ada sanksi untuk itu.
Anggota koperasi berkewajiban :
1) mematuhi AD dan ART serta keputusan yang telah ditetapkan dalam Rapat Anggota.
2) menandatangani perjanjian kontrak kebutuhan. Sehingga, anggota benar benar sebagi pasar tetap dan potensial bagi koperasi.
3) menjadi pelangan tetap
4) memodali koperasi
5) mengembangkan dan memelihara kebersamaan atas dasar kekeluargaan
6) menjaga rahasia perusahaan dan organisasi koperasi kepada pihak luar
7) menanggung kerugian yang diderita koperasi, proporsional dengan modal yang disetor.

Anggota koperasi berhak :
1) Menghadiri, menyatakan pendapat dan memberikan suara dalam rapat anggota.
2) memilih pengurus dan pengawas
3) dipilih sebagai pengurus atau pengawas
4) meminta diadakan rapat anggota
5) mengemukakan pendapat kepada pengurus di luar rapat anggota, baik diminta atau tidak
6) memanfaatkan pelayanan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama dengan anggota lain,
7) mendapat keterangan mengenai perkembangan koperasi
8) menyetujui atau mengubah AD / ART serta ketetapan lainya.

Tujuan utama Koperasi Indonesia adalah mengembangkan kesejahteraan anggota, pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya. Koperasi Indonesia adalah perkumpulan orang-orang, bukan perkumpulan modal sehingga laba bukan merupakan ukuran utama kesejahteraan anggota. Manfaat yang diterima anggota lebih diutamakan daripada laba. Meskipun demikian harus diusahakan agar koperasi tidak menderita rugi. Tujuan ini dicapai dengan karya dan jasa yang disumbangkan pada masing-masing anggota.”Keanggotaan Koperasi Indonesia bersifat sukarela dan didasarkan atas kepentingan bersama sebagai pelaku ekonomi”. Melalui koperasi para anggota ikut secara aktif memperbaiki kehidupannya dan kehidupan masyarakat melalui karya dan jasa yang disumbangkan. Dalam usahanya, koperasi akan lebih menekankan pada pelayanan terhadap kepentingan anggota, baik sebagai produsen maupun konsumen. Kegiatan koperasi akan lebih banyak dilakukan kepada anggota dibandingkan dengan pihak luar. Oleh karena itu, anggota dalam koperasi, bertindak sebagai pemilik sekaligus pelanggan. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 3 tujuan koperasi Indonesia adalah “koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”.
Koperasi sebagai salah satu badan usaha yang berkecimpung dalam perekonomian Indonesia saat ini sedang mengalami masa-masa yang suram. Penyebab kesuraman masa depan koperasi adalah kurangnya daya saing yang dimiliki oleh koperasi melawan badan usaha yang lain. Selain itu kurangnya minat masyarakat untuk bergabung kedalam koperasi terutama masyarakat perkotaan. Menurut Sritua Arief (1997), ada tiga pendapat yang hidup di kalangan masyarakat mengenai eksistensi unit usaha koperasi dalam sistem ekonomi Indonesia. mengutarakan perlunya mengkaji ulang apakah koperasi masih perlu dipertahankan keberadaannya dalam kegiatan ekonomi.Bahwa unit usaha koperasi dipandang perlu untuk dipertahankan sekadar untuk tidak dianggap menyeleweng dari UUD 1945.
Bahwa koperasi sebagai organisasi ekonomi rakyat yang harus dikembangkan menjadi unit usaha yang kukuh dalam rangka proses demokratisasi ekonomi. Ketiga pendapat yang hidup itu, sedikit-banyak telah mempengaruhi arah perubahan dan permasalahan koperasi di Indonesia, baik secara makro (ekonomi politik), maupun secara mikro ekonomi.

1. Permasalahan Makroekonomi (Ekonomi Politik)

Tidak banyak negara yang memiliki “Departemen Koperasi” (Depkop). Indonesia adalah satu dari sedikit negara tersebut. Hal itu terjadi karena adanya kontradiksi akut dalam pemahaman koperasi. Secara substansial koperasi adalah gerakan rakyat untuk memberdayakan dirinya. Sebagai gerakan rakyat, maka koperasi tumbuh dari bawah (bottom-up) sesuai dengan kebutuhan anggotanya. Hal itu sangat kontradiktif dengan eksistensi Depkop. Sebagai departemen, tentu Depkop tidak tumbuh dari bawah, ia adalah alat politik yang dibentuk oleh pemerintah. Jadi, Depkop adalah datang “dari atas” (top-down). Karena itu, lantas dalam menjalankan operasinya, Depkop tetap dalam kerangka berpikir top-down. Misalnya dalam pembentukan koperasi-koperasi unit desa (KUD) oleh pemerintah. Padahal, rakyat sendiri belum paham akan gunanya KUD bagi mereka, sehingga akhirnya KUD itu tidak berkembang dan hanya menjadi justifikasi politik dari pemerintah agar timbul kesan bahwa pemerintah telah peduli pada perekonomian rakyat, atau dalam hal ini khususnya koperasi.Hal lain yang menandakan kontradiksi akut itu, adalah pada usaha Depkop (dan tampaknya masih terus dilanjutkan sampai saat ini oleh kantor menteri negara koperasi) untuk “membina” gerakan koperasi. Penulis sungguh tidak mengerti mengapa istilah “membina” tersebut sangat digemari oleh para pejabat pemerintahan. Sekali lagi, koperasi adalah gerakan rakyat yang tumbuh karena kesadaran kolektif untuk memperbaiki taraf hidupnya. Karena itu penggunaan kata (atau malah paradigma) “membina” sangatlah tidak tepat dan rancu. Koperasi tidak perlu “dibina”, apalagi dengan fakta bahwa “pembinaan” pemerintah selama ini tidak efektif. Yang diperlukan koperasi adalah keleluasaan untuk berusaha; untuk akses memperoleh modal, pangsa pasar, dan input (bahan baku).

2. Permasalahan Mikroekonomi.

a). Masalah Input.
Dalam menjalankan kegiatan usahanya koperasi sering mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan baku. Salah satu bahan baku pokok yang sulit diperoleh adalah modal. Yang harus dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah permodalan ini adalah dengan memberikan keleluasaan bagi koperasi dalam akses memperoleh modal. Jangan dipersuli-sulit dengan bermacam regulasi. Biarkan koperasi tumbuh dengan alami (bukan direkayasa), belajar menjadi efisien dan selanjutnya dapat bertahan dalam kompetisi. Pada sisi input sumber daya manusia, koperasi mengalami kesulitan untuk memperoleh kualitas manajer yang baik. Di sinilah campur tangan pemerintah diperlukan untuk memberikan mutu modal manusia yang baik bagi koperasi.

b). Masalah Output, Distribusi dan Bisnis
- Kualitas output.
Dalam hal kualitas, output koperasi tidak distandarisasikan, sehingga secara relatif kalah dengan output industri besar. Hal ini sebenarnya sangat berkaitan dengan permasalahan input (modal dan sumberdaya manusia).



- Mapping Product
Koperasi (dan usaha kecil serta menengah/UKM) dalam menentukan output tidak didahului riset perihal sumber daya dan permintaan potensial (potential demand) daerah tempat usahanya. Sehingga, dalam banyak kasus, output koperasi (dan UKM) tidak memiliki keunggulan komparatif sehingga sulit untuk dipasarkan.

- Distribusi, Pemasaran dan Promosi (Bisnis)
Koperasi mengalami kesulitan dalam menjalankan bisnisnya. Output yang dihasilkannya tidak memiliki jalur distribusi yang established, serta tidak memiliki kemampuan untuk memasarkan dan melakukan promosi. Sehingga, produknya tidak mampu untuk meraih pangsa pasar yang cukup untuk dapat tetap eksis menjalankan kegiatan usahanya. Peranan pemerintah sekali lagi, diperlukan untuk menyediakan sarana distribusi yang memadai. Sarana yang dibentuk pemerintah itu, sekali lagi, tetap harus dalam pemahaman koperasi sebagai gerakan rakyat, sehingga jangan melakukan upaya-upaya “pengharusan” bagi koperasi untuk memakan sarana bentukan pemerintah itu. dalam aspek bisnis, koperasi karena keterbatasan input modal sulit untuk melakukan pemasaran (marketing) dan promosi (promotion). Karena itu, selaras dengan mapping product seperti diuraikan diatas, pemerintah melanjutkannya dengan memperkenalkan produk-produk yang menjadi unggulan dari daerah itu. Dengan demikian, output koperasi dapat dikenal dan permintaan potensial (potential demand) dapat menjadi permintaan efektif (effective demand).

3. Permasalah internal

a). Kurangnya tenaga profesional
Diakui memang, perkembangan Koperasi Pegawai Republik Indonesia masih menghadapi berbagai permasalahan baik internal maupun eksternal. Salah satu permasalahan internal yaitu masih kurangnya tenaga profesional yang menangani Koperasi Pegawai Republik Indonesia Tersebut. Masih banyak tantangan dan permasalahan yang kita hadapi dalam memajukan Koperasi Pegawai, Baik masalah internal maupun permasalahan eksternal. Dari kurangnya tenaga yang profesional menangani ini maupun permasalahan lain yang harus di benahi bersama. Belum lagi ada persaingan yang timbul dari berkembangnya usaha sejenis koperasi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu membentuk wadah-wadah yang ada dibawah kepengurusan Korpri dengan memberikan pemahaman, pelatihan dan penyuluhan kepada yang ada dibawah naungan koperasi tersebut.

b) Adanya pemikiran limiting believe
Limiting belive adalah istilah dalam psikologi mengenai sebuah pemikiran yang berkecederungan negatif dan yang dibentuk oleh belenggu keyakinan keliru. Secara umum, limiting belive juga telah membelenggu perkembangan seluruh koperasi di tanah air. Bayak orang tidak percaya bahwa koperasi bisa berkembang sebagai perusahaan yang mampu menjamin kesejahteraan manajer atau karyawannya. Untuk itu, pemahaman tentang koperasi sangat diperlukan dengn cara memberikan study oleh pemerintah.


http://www.kalteng.go.id/INDO/Koperasi.html
http://www.sandiego.edu/csl/casa
http://nildatartilla.wordpress.com/2010/11/16/tujuan-koperasi/

Senin, 27 Juni 2011

Pengaruh penderitaan

Pengaruh penderitaan

Seseorang yang mengalami penderitaan biasanya akan menimbulkan sikap yang kurang wajar atau negatif, karena pada saat seseorang terkena suatu musibah mereka menganggap bahwa ini adalah suatu hal yang tidak mereka kehendaki atau inginkan sikap yang timbul biasanya keputusasaan, kecewa, marah, menyesal dan lain-lain. Selain itu seseorang juga dapat menjadi pribadi yang kurang baik dilingkungannya karena pengaruh-pengaruh tehadap dirinya yang kurang baik disaat dia mengalami suatu musibah.
Depresi juga salah satu pengaruh dari penderitaan , karena begitu banyak sekali tekanan-tekanan yang menuju kepada seseorang saat terkena musibah misalnya seseorang yang dipecat dari perusahaanya tempat dia bekerja sudah pasti orang tersebut mengalami tekanan yang sangat berat karena tidak bisa memberikan nafkah lagi bagi sang istri, orang yang depresi cenderung untuk tidak ingin melakukan kegiatan seperti biasanya karena sudah dilingkupi keputusasaan yang begitu besar. Orang-orang disekitarnyalah yang dapat membangkitkan semangatnya disamping selalu berserah diri dan selalu berdoa.
Selain sikap yang negatif ada juga sikap yang positif yang akan ditimbulkan dari pengaruh penderitaan misalnya apabila seseorang mendapatkan suatu cobaan yang berat orang tersebut malah bersyukur karena itu mungkin peringatan atau teguran dari Tuhan yang maha esa terhadap dirinya dan itu dapat menjadi ajang instropeksi diri apa saja selama ini yang kita perbuat sudah sesuai dengan perintahNya atau belum. Sesungguhnya apa yang terjadi di muka bumi ini mencerminkan dari mahkluk hidup yang ada di bumi apakah mereka sudah melaksanakan perintahNya dan menjauhi segala larangaNya.

http://metakalasari.wordpress.com/2010/06/09/pengertian-penderitaan/
http://www.duniabelajar.com/guru-artikel-lihat.php?id=12&kelas=14

Penderitaan dan sebab-sebabnya

Penderitaan dan sebab-sebabnya

Penderitaan terjadi oleh beberapa faktor diantaranya penderitaan merupakan akibat dari kelalaian kita misalkan pada saat memasak kita lupa mematikan kompor yang membuat terjadinya kebakaran, hal ini bisa terjadi di lingkungan kita yang kurang memperhatikan rasa disiplin dalam rumah. Meskipun hal ini kelihatnnya mudah tapi banyak sekali dari kita yang kurang memperhatikan. Selain memberikan penderitaan kepada diri sendiri atas musibah tersebut orang lain juga ikut menderita apabila rumahnya ikut hangus terbakar dan ini memberikan rasa penyesalan yang mendalam bagi si pelaku dan dapat menimbulkan phobia yang mendalam terhadap api.
Selanjutnya penderitaan yang terjadi akibat pengaruh alam misalnya letusan gunung merapi yang ada di Yogyakarta. Yang mengakibatkan banyaknya korban jiwa dalam peristiwa tersebut selain itu mereka semua kehilangan tempat tinggal dan pekerjaan mereka. Disini kita sebagai manusia yang bertakwa harus selalu sadar bahwa Tuhan tidak akan menguji hambanya di luar batas kemampuannnya oleh karena itu kita harus merasa bersyukur atas apa yang menimpa kita sekalipun itu adalah sebuah bencana, mungkin dibalik ini semua ada hikmah yang kita dapat peroleh.
Kemudian penderitaan yang disebabkan oleh orang lain. Sebab ketiga ini merupakan jenis penderitaan yang paling sulit. Seorang penguasa tiran, tetangga yang mengganggu, anak yang membangkang, musuh yang tak berbelas kasih, bawahan yang kurang disiplin, atasan pembual, pelanggan yang curang, mitra kerja yang menelikung, pasangan yang menyiksa, hakim yang tidak fair merupakan contoh-contoh yang dapat diberikan dalam masalah ini. Seseorang harus menderita seluruh masalah ini, suka atau tidak suka, terkadang tanpa kesalahan yang dilakukan olehnya.

http://raditpha.blogspot.com/2011/02/manusia-dan-penderitaan.html
http://nadhilnadhilnadhil.blogspot.com/2011/03/hubungan-antara-manusia danpenderitaan.html

Penderitaan, media massa dan seniman

Penderitaan, media massa dan seniman

Beberapa sebab lain yang menimbulkan penderitaan manusia ialah kecelakaan, bencana alam, bencana perang. dan lain-lain. Contohnya ialah tenggelamnya kapal yang sedang berlayar, jatuhnya pesawat hercules yang mengangkut para perwira muda di Condet, Meletusnya gunung merapi,perang Irak-Iran. Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV, pesawat radio, dengan maksud supaya semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia. Oleh karena itu disini media massa mempunyai andil yang cukup besar untuk menyampaikan apa-apa yang sedang terjadi. Dengan demikiaan dapat menggugah hati manusia untuk berbuat sesuatu.
Nyatanya tidak sedikit bantuan dari para dermawan dan sukarelawan berupa material atau tenaga untuk meringankan penderitaan dan penyelamatan mereka dari musibah ini. Bantuan-bantuan ini dilakukan secara perseorangan ataupun melalui organisasi-organisasi sosial, kemudian dikirimkan atau diantarkan langsung ke tempat-tempat kejadian dan tempat-tempat pengungsian.Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati.
Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni. Misalnya para fotografer yang mengambil tema penderitaan yang biasanya mereka ambil didaerah yang kurang terjaga lingkungannya seperti kali yang penuh sampah, tatanan rumah yang kurang baik, kebersihan yang kurang terjaga yang nantinya kesemua hasil dari pemotretan akan ditampilkan pada pertunjukkan galeri. Dari hasil pertunjukkan galeri para pengunjung bisa ikut merasakan penderitaan dari sebagian saudaranya yang kurang beruntung dan disini para pengunjung bisa lebih bersyukur atas apa yang sudah diperolehnya dan lebih memperhatikan saudara-saudaranya yang kurang beruntung.


http://metakalasari.wordpress.com/2010/06/09/pengertian-penderitaan/
http://tulisendw.blogspot.com/2010/02/manusia-dan-penderitaan.html

Penderitaan dan perjuangan

Penderitaan dan perjuangan

Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Dan perjuangan merupakan usaha manusia untuk keluar dari penderitaan. Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia, karena itu terserah kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah mahluk berbudaya dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati penderitaan. Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita.
Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidup. Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka.Manusia hanya merencanakan dan Tuhanlah yang menentukan. Kelalaian manusia merupakan sumber malapetaka yang menimbulkan penderitaaan.
Penderitaan yang terjadi selain dialami sendiri oleh yang bersangkutan, mungkin juga dialami oleh orang lain. Bahkan mungkin terjadi akibat perbuatan atau kelalaian seseorang, orang lain atau masyarakat menderita. Penderitaan maupun siksaan yang dialami oleh manusia memang merupakan beban berat, sehingga dunia ini benar-benar merupakan neraka dalam hidupnya. Bagi mereka yang mulai merasakan tidak mampu lebih lama menderita, biasanya terlontar kata-katanya lebih baik mati dari pada hidup, dengan pengertian bahwa dengan kematiannya, maka berakhirlah penderitaan yang dialaminya. Itulah sebabnya mereka yang terlalu menderita dan merasa putus asa, lalu mengambil jalan pintas, dengan bunuh diri. Oleh karena itu kita sebagai manusia yang mempunyai daya juang yang tinggi tidak seharusnya kita pesimis menghadapi penderitaan ini alangkah lebih baiknya kita terus berdoa kepada Tuhan yang maha esa supaya diberikan hidayahnya.

http://sobatbaru.blogspot.com/2008/05/pengertian-penderitaan.html
http://masuk.blogrezzaprawiratama.co.cc/2010/04/pengertian-penderitaan.html
http://tulisendw.blogspot.com/2010/02/manusia-dan-penderitaan.html

Kekalutan mental

Kekalutan mental

Penderita kekalutan mental dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental, secara lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidak mampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar. Gejala-gejala seseorang mengalami kekalutan mental nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung. Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah. Bentuk gangguan dan kekacauan fungsi mental, atau kesehatan mental yang disebabkan oleh gangguan kegagalan bereaksinya mekanisme adaptasi dari fungsi-fungsi kejiwaan terhadap stimuli ekstern dan ketegangan-ketegangan, sehingga muncul gangguan fungsi atau gangguan struktur dari suatu bagian, satu organ, atau sistem kejiwaan/mental.Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah:
I. gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rokhaninya
II. usaha mempertahankan diri dengan cam negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
III. kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
Kekalutan mental yang dapat di alami oleh seseorang disebabkan oleh berbagai faktor yang ada disekitarnya, dalam hal ini termasuk faktor-faktor internal atau dari dalam orang itu sendiri maupun faktor eksternal atau hal-hal yang ada di lingkungan sekitarnya, keduanya mengacu kepada konflik dan cara seseorang tersebut menyelesaikan konflik atau masalahnya. Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut
I. kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempuma; hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan kaedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
II. terjadinya konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga is tidak dapat menyesuaikan diri lagi; misalnya orang pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota, orang tea yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dan masa jayanya dulu.
III. cara pematangan batin yang salah dengan memberikan realcsi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial; over acting sebagai overcompensatie.
Proses- proses kekalutan mental yang dialami oleh seseorang mendorong ke arah :
I. Positif : trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajud waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, ataupun melakukan kegiatan yang positif.
II. Negatif : trauma yang dialami diperlarutkan atau diperturutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.

http://tulisendw.blogspot.com/2010/02/manusia-dan-penderitaan.html
http://www.alhassanain.com/indonesian/articles/articles/beliefs_library/fundamentals_of_Religion/justice/mizan_keadilan_empat/001.html
http://irmaasriani.blogspot.com/2010/04/bab-6-manusia-dan-penderitaan_09.html

Penyebab Ketakutan

Penyebab-penyebab ketakutan

Pada dasarnya pada diri manusia sudah tertanam sifat takut tetapi insentitas dari rasa takut itu sendiri berbeda-beda setiap individu. Biasanya penyebab ketakutan itu didasari oleh kenangan masa kecil atau kenangan yang kurang baik. Contohnya takut terhadap benda-benda atau binatang , ini disebabkan kemungkinan besar pada waktu kecil sering di takut-takuti oleh benda atau binatang tersebut sehingga ini menyebabkan phobia terhadap benda atau binatang.
Selain itu ketakutan terhadap tempat tertentu atau tempat yang berada di luar ruangan. Contohnya hutan karena tempat ini sering dijadikan tempat berkumpulnya mahkluk-mahkluk halus dan belum lagi mitos dari warga sekitar, inilah yang membuat seseorang merasa takut untuk pergi ke hutan dan tayangan-tayangan di televisi atau bioskop yang lebih menitik beratkan pada genre horror semakin menambah ketakutan yang sangat mendalam. Kegelapan juga identik dengan salah satu penyebab ketakutan karena pada saat gelap seseorang dapat mengalami ketakutan yang sangat luar biasa mungkin pada saat gelap mahklus halus lebih senang untuk menampakkan dirinya.
Kemudian ketakutan terhadap suatu lingkungan sosial biasanya pada masa remaja khususnya hal ini sangat ditakutkan karena berinteraksi dengan orang lain tidaklah mudah karena di sini membutuhkan suatu adaptasi dimana kita bisa menempatkan diri di berbagai macam situasi dan kondisi, hal-hal yang harus diperhatikan pada saat kita berinterkasi dengan orang lain adalah sopan santun terhadap sesama sehingga kita bisa diterima di suatu lingkungan sosial. Tutur kata yang baik juga sangat diperlukan karena dengan itu kita dapat berinteraksi dengan mudah dengan kata-kata yang mudah dipahami oleh berbagai macam kalangan

http://cendiman.blogspot.com/2010/02/phobia-adalah-simbol-dari-sesuatu.html
http://bchymera.blogspot.com/2010/03/fobia-dan-cara-mengatasinya.html

Siksaan yang sifatnya psikis

3 siksaan yang sifatnya psikis

Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapatmenentukan pilihan mana yang akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi atau tidak, siapakah kawannya yang akan pacar tetapnya. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah berpikirnya, masalah kebimbangan akan lama dialami,sehingga siksaan itu berkepanjangan. Tetapi bagi orang yang kuat berpikirnya ia akan cepat mengambil suatu keputuan, sehingga kebimbangan akan cepat dapat diatasi.
Ketakutan adalah suatu tanggapan emosi terhadap ancaman. Takut adalah suatu mekanisme pertahanan hidup dasar yang terjadi sebagai respons terhadap suatu stimulus tertentu, seperti rasa sakit atau ancaman bahaya. Beberapa ahli psikologi juga telah menyebutkan bahwa takut adalah salah satu dari emosi dasar, selain kebahagiaan, kesedihan, dan kemarahan. Ketakutan harus dibedakan dari kondisi emosi lain, yaitu kegelisahan, yang umumnya terjadi tanpa adanya ancaman eksternal. Ketakutan juga terkait dengan suatu perilaku spesifik untuk melarikan diri dan menghindar, sedangkan kegelisahan adalah hasil dari persepsi ancaman yang tak dapat dikendalikan atau dihindarkan. Perlu dicatat bahwa ketakutan selalu terkait dengan peristiwa di masa datang, seperti memburuknya suatu kondisi, atau terus terjadinya suatu keadaan yang tidak dapat diterima. Dalam sebuah artikel numerologi, sifat takut adalah dasar. Ketakutan merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Pada umumnya orang memiliki satu atau lebih phobia ringan seperti takut pada tikus, ular, serangga dan lain sebagainya. Tetapi pada sementara orang ketakutan itu sedemikian hebatnya sehingga sangat mengganggu. Seperti pada kesepian, ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis.
Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya atau jiwanya, walaupun ia dalam lingkungan orang ramai, kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya ditempat yang sepi. Tempat mereka memang sepi tetapi hati mereka tidak sepi. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dialami seseorang. Seperti halnya kebimbangan, kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang jangan terus menerus merasakan penderitaan batin, sebagai homo socius, seseorang perlu kawan, maka untuk mengalahkan rasa kesepian orang perlu cepat macari kawan yang dapat diajak untuk berkomunikasi. Pada umumnya orang yang dapat dijadikan kawan duka adalah orang yang dapat mengerti dan menghayati kesepian yang dialami oleh sahabatnya itu, selain mencari kawan, seseorang juga perlu mengisi waktunya dengan suatu kesibukan,khususnya yang dapat bersifat fisik, sehingga rasa kesepian tidak memperoleh tempat dan waktu dalam dirinya.

http://ade-firdiyantoro.blogspot.com/2011/05/3-siksaan-yang-sifatnya-psikis.html
http://nadhilnadhilnadhil.blogspot.com/2011/03/hubungan-antara-manusia-dan-penderitaan.html
http://abra139210.wordpress.com/2011/02/27/manusia-penderitaan/

Pengertian Phobia

Phobia

Phobia merupakan suatu situasi dimana seseorang bertindak irasional dan mempunyai ketakutan yang besar akan sesuatu. Biasanya seseorang yang mempunyai phobia akan merasakan suatu ketakutan pada saat tertentu. Dunia Psikologi ingin sedikit membahas mengenai pengertian phobia. Phobia merupakan suatu mekanisme pelarian diri dari konflik-konflik bathiniah dari jiwa seseorang. Phobia- phobia itu menyebabkan timbulnya ketakutan yang absurd dan tak masuk akal. Biasanya phobia-phobia tersebut berhubungan dengan pengalaman-pengalaman yang terpendam, yang ditekan dalam-dalam dan dilupakan.
Phobia-phobia itu dipandang sebagai emosi-emosi substitusi dan seringkali disebut neurosis yang ditekan (repressed neuroses). Ketakutan itu menimbulkan sesuatu hal yang tak menyenangkan dan telah ditekan dalam lubuk jiwa kita. Dengan kata lain phobia itu punya fungsi tertentu, yakni menyembunyikan atau mengalihkan suatu rasa takut yang seluruhnya berbeda yaitu rasa takut yang pernah sangat menyakitkan kesadaran kita. Jadi phobia merupakan suatu pelarian diri dari sejumlah konflik psikis dari dalam diri kita. Rasa takut akan guruh dan halilintar mungkin dapat menunjukkan adanya ketakutan pada suara ayah yang galak dan suka marah-marah. Secara umum, terdapat 3 macam phobia, yaitu:
1. Ketakutan untuk berada dalam suatu situasi sosial atau berinteraksi dengan orang lain.
2. Ketakutan berada disuatu tempat tertentu atau tempat yang terletak diluar ruangan.
3. Ketakutan akan bermacam-macam benda seperti ular, laba-laba atau burung.
Ketiga macam phobia diatas lebih merupakan ketakutan terhadap keadaan alam, seperti takut akan petir, takut terhadap binatang atau takut saat melihat darah atau saat mengunjungi dokter. Ketakutan-ketakutan atau distorsi emosional itu dapat ditelusuri kembali kedalam pengalaman-pengalaman semasa kecil kita yang telah terpendam. Pengalaman-pengalaman yang ditekan ini menimbulkan kecemasan kronis dan tekanan batin yang hebat. Kecemasan tersebut disalurkan melalui saluran-saluran fisik dan pada waktunya nanti akan semakin memperburuk phobia- nya. Jika sudah terjadi seperti itu maka ‘lingkaran setan’ terus muncul tanpa berkesudahan.Yang akhirnya akan membuat anda terus menerus ‘sakit’. Adapun untuk mengatasi phobia pada anak kita bekonsultasi dengan psikiater.

http://raditpha.blogspot.com/2011/02/manusia-dan-penderitaan.html
http://www.duniabelajar.com/guru-artikel-lihat.php?id=12&kelas=14
http://bchymera.blogspot.com/2010/03/fobia-dan-cara-mengatasinya.html

Siksaan

Siksaan

Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani, berikut merupakan siksaan psikis apabila kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan diambil. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang lemah berpikirnya, masalah kebimbangan akan lama dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan. Tetapi bagi orang yang kuat berpikirnya ia akan cepat mengambil suatu keputuan, sehingga kebimbangan akan cepat dapat diatasi.
Seperti halnya kebimbangan, kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang jangan terus menerus merasakan penderitaan batin, sebagai homo socius, seseorang perlu kawan, maka untuk mengalahkan rasa kesepian orang perlu cepat macari kawan yang dapat diajak untuk berkomunikasi. Pada umumnya orang yang dapat dijadikan kawan duka adalah orang yang dapat mengerti dan menghayati kesepian yang dialami oleh sahabatnya itu, selain mencari kawan, seseorang juga perlu mengisi waktunya dengan suatu kesibukan,khususnya yang dapat bersifat fisik, sehingga rasa kesepian tidak memperoleh tempat dan waktu dalam dirinya.
Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya atau jiwanya, walaupun ia dalam lingkungan orang ramai, kesepian ini tidak boleh dicampur-adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang tinggalnya ditempat yang sepi. Tempat mereka memang sepi tetapi hati mereka tidak sepi. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dialami seseorang.

http://www.blognyafazri.co.cc/2011/06/pengertian-penderitaan.html
http://tulisendw.blogspot.com/2010/02/manusia-dan-penderitaan.html
http://www.alhassanain.com/indonesian/articles/articles/beliefs_library/fundamentals_of_Religion/justice/mizan_keadilan_empat/001.html

Contoh penderitaan

Contoh penderitaan

Manusia pada hakikatnya adalah mahluk hidup yang memiliki kepribadian yang tersusun dari perpaduan dan saling berhubungan dan pengaruh-mempengaruhi antara unsur-unsur jasmani dan rohani, sehingga pada jasmani dan rohani tersebun dapat timbul sebuah penderitaan. Jasmani disebut juga sebagai tubuh, wadah, jasad, materi, atau unsur kongkrit dan merupakan unsur yang hidup pada diri manusia. Sedangkan Rohani sering disebut dengan istilah lain seperti jiwa, badan halus, dan merupakan unsur yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindra manusia tetapi menjiwai, memimpin, mendasari unsur-unsur pribadi manusia.
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
A)Penderitaan karena umat manusia penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitamya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah yang dapat mempetbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir, kalau takdir, Tuhan yang menentukan sedangka nasib buruk itu manusia penyebabnya.
B) Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasipenderitaanitu.
Di bawah ini adalah beberapa contoh penderitaan yang mungkin sering kita lihat di lingkungan kita.
1.Pemutusan hak kerja
Bagi orang yang sudah berkeluarga mungkin penderitaan ini yang paling di takutkan apalagi bagi seorang ayah yang mempunyai kewajiban menafkahi keluarganya,hal ini akan berdampak buruk tidak hanya bagi sang ayah namun juga bagi keluarganya.
2.Kehilangan orang tua
Hubungan kita dengan orang tua merupakan suatu hubungan yang unik. Oleh sebab itu pasangan diharapkan bisa memahami makna kehilangan ini. Misalnya dengan berusaha menggantikan posisinya demi mendukung pasangan. Antara lain dengan cara selalu berada di dekatnya, menjadi pendengar yang baik, dan selalu siap membantunya.
3.kemiskinan
Dalam hal ini mungkin semua orang menderita mengalami
kemiskinan.namun miskin disini bukan miskin melarat melainkan hidup
pas-pasan.bagi sebagaian orang hidup seperti itu tidak enak namun bagi
orang lain mungkin hidup seperti itu lebih baik dari pada berlimpah harta
namun anggota keluarga tidak bahagia,semua di atur oleh uang,sibuk
dengan tugas masing",tidak ada komunikasi.hal itu di buktikan dengan adanya kata-kata " makan ga makan yang penting kumpul".

http://tulisendw.blogspot.com/2010/02/manusia-dan-penderitaan.html
http://irmaasriani.blogspot.com/2010/04/bab-6-manusia-dan-penderitaan_09.html
http://abra139210.wordpress.com/2011/02/27/manusia-penderitaan/

Manusia dan penderitaan

Pengertian penderitaan

Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan susuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat lahir atau batin atau lahir batin. Penderitaan bertingkat-tingkat ada yang berat ada yang ringan, namun peranan individu juga menentukan barat tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Dalam diri manusia itu ada cipta, rasa dan karsa. Karsa adalah sumber yang menjadi penggerak segala aktivitas manusia. Cipta adalah realisasi dari adanya karsa dan rasa. Baik karsa maupun rasa selalu ingin dipuaskan. Karena selalu ingin dilayani, sedangkan rasa selalu ingin dipenuhi tuntutannya. Baru dalam keduanya menemukan yang dicarinya atau diharapkan manusia akan merasa senang, merasa bahagia. Apabila karsa dan rasa tidak terpenuhi apa yang dimaksudkan, manusia akan mendata rasa kurang mengakibatkan munculnya wujud penderitaan, bahkan lebih dari itu, yaitu rasa takut. Rasa takut itu justru sudah menyelinap dan dating menyerang kita sebelum bencana atau bahaya itu dating menyerangnya. Sekarang yang paling penting adalah bagaimana upaya kita meniadakan rasa kurang dan rasa takut itu. Karena kedua rasa itu termasuk penyakit batin manusia, maka usaha terbaik ialah menyehatkan bathin itu sendiri, rasa kurang itu muncul dikarenakan adanya anggapan lebih pada pihak lain.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan resiko hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya. Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang diberikanNya. Kepada manusia Tuhan telah memberikannya banyak kelebihan dibandingkan dengan mahluk ciptaannya yang lain, tetapi mampukah manusia mengendalikan diri untuk melupakannya. Bagi manusia yang tebal imannya musibah yang dialaminya akan cepat dapat menyadarkan dirinya untuk bertobat kepadaNya dan bersikap pasrah akan nasib yang ditentukan Tuhan atas dirinya. Kepasrahan karena yakin bahwa kekuasaan Tuhan memang jauh lebih besar dari dirinya, akan membuat manusia merasakan dirinya kecil dan menerima takdir. Dalam kepasrahan akan diperoleh suatu kedamaian dalam hatinya sehingga secara berangsur akan berkurang penderitaan yang dialaminya, untuk akhirnya masih dapat bersyukur bahwa Tuhan tidak memberikan cobaan yang lebih berat dari yang dialaminya.

http://tulisendw.blogspot.com/2010/02/manusia-dan-penderitaan.html
http://www.alhassanain.com/indonesian/articles/articles/beliefs_library/fundamentals_of_Religion/justice/mizan_keadilan_empat/001.html
http://irmaasriani.blogspot.com/2010/04/bab-6-manusia-dan-penderitaan_09.html

Teori-teori Keserasian

Teori-teori keserasian

Keserasian Berasal dari kata "serasi" artinya cocok atau sesuai, memilki faktor perpaduan dan keseimbangan. Dalam hubungannya dengan keindahan, keserasian memiliki makna perpaduan antara berbagai unsur yang menjadi satu sehingga menimbulkan satu bentuk keindahan. Sehingga keserasian memiliki hubungan yang erat kaitannya dengan keindahan, tanpa adanya keserasian, keindahan tidak akan terwujud dalam sebuah karya atau benda yang diciptakan manusia dalam tujuan estetika. Keserasian sangat berhubungan dengan keindahan, sesuatu yang serasi akan tampak indah. Dalam keselarasan seseorang memiliki perasaan seimbang, dan mempunyai cita rasa akan sesuatu yang berakhir dan merasa hidup sesaat ditengah-tengah kesempurnaan yang menyenangkan hati .
Karena itu, dalam keindahan itu, sebagian besar ahli pikir menjelaskan, bahwa keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kualita/ pokok tertentu yang terdapat pada sesuatu hal; Kualita yang paling sering disebut adalah Kesatuan (Unity), Keselarasan (Harmony), Ketangkupan (Symetry), Keseimbangan (Balance) dan Pertentangan (Cont rast). Selanjutnya dalam hal keindahan itu di katakan tersusun dari berbagai keselarasan dan pertentangan dari garis, warna, bentuk dan kata-kata. Tetapi ada pula yang berpendapat bahwa Kei ndahan adalah suatu kumpulan hubungan yang selaras dalam suatu benda dan diantara benda itu dengan si pengamat.
Keserasian adalah kecocokan yang mengandung unsur perpaduan,pertentangan, ukuran dan kesimbangan, yang terdiri dari: Teori Objectif berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri yang menciptak nilai estetika adalah sifat (kulitas) yang memang melekat dalam bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya.Pendukung teori objectif adalah Plato, Hegel.Teori Subjectif menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri sesorang yang mengamati suatu benda. Pendukung nya adalah Henry Home, Earlof Shaffesburry.

http://gdtails.blogspot.com/2010/03/keserasian.html
http://mellygunawan.weebly.com/uploads/5/3/7/7/5377959/ibd_5.doc
http://rizqymoorcy.wordpress.com/2010/04/19/renungankeselarasankeserasian dan kehalusan/

Teori-teori Renungan

Teori-teori renungan

Merenung adalah secara diam-diam memikirkan sesuatu hal kejadian yang mendalam. Sedangkan termenung adalah gambaran tentang kondisi hanyutan sebuah pikiran, tentu saja ia kehilangan efektivitasnya karena memang sedang out of control. Termenung bias dikatakan meratapi hidup, orang termenung pasti melakukan dialog dengan diri sendiri. Berarti hal ini banyak menguraikan masalah dari termenung, orang berbicara dengan nurani dan akalnya menyamakan persepsi antara hati dan otak.Renungan berasal dari kata renung artinya memikirkan sesuatu jadi. Renungan adalah pembicaraan diri kita sendiri atau pembicaraan dalam hati kita tentang suatu hal.
Setiap kegiatan untuk merenung atau mengevaluasi segenap pengetahuan yang dimiliki dapat disebut berfilsafat. Jadi berfilsafat adalah terjadinya proses pembicaraan, evaluasi dengan hati kita sendiri mengenai suatu peristiwa. Pemikiran kefilsafatan mendasarkan diri kepada penalaran. Penalaran adalah proeses berpikir yang logik dan analitik. Berpikir merupakan kegiatan untuk menyusun pengetahuan yang benar. Berpikir logik menunjuk pola berpikir secara luas. Kegiatan berpikir dapat disebut logik ditinjau dari suatu logika tertentu. Maka ada kemungkinan suatu pemikiran yang logik akan menjadi tidak logik bila ditinjau dari sudut logika yang lain.
Pemikiran kefilsafatan mempunyai 3 macam ciri, yaitu:
1. Menyeluruh, artinya pemikiran yang luas, bukan hanya ditinjau dari sudut pandang tertentu. Pemikiran kefilsafatan ingin mengetahui antara ilmu yang satu dengan ilmu-ilmu yang lain. Hubungan ilmu dengan moral seni dan tujuan hidup.
2. Mendasar, artinya pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fundamental (keluar gejala), sehingga dapat dijadikan dasar berpjak bagi segenap bidang keil muan.
3 .Spekulatif, artinya hasil pemikiran yang di dapat diijadikan dasar untuk pemikiran-pemikiran selanjutnya. Hasil pemikirannya selalu dimaksudkan sebagai dasar untuk menjelajah wilayah pengetahuan yang baru. Renungan atau pemikiran yang dibahas ialah yang berhubungan dengan keindahan. Setiap hasil seni lahir dari hasil renungan. Tanpa direnungkan hasil seni tidak akan mencapai keindahan.

http://ocw.gunadarma.ac.id/course/psychology/study-program-of-psychology-s1/ilmu-budaya-dasar/manusia-dan-keindahan
http://www.car iilmuonline.com, Pakde Sofa : Ilmu Budaya Dasar Bag. 1

Pengertian Kontemplasi dan ekstansi

Kontemplasi dan ekstansi

Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Kontemplasi adalah memandang jauh ke depan demi mendapatkan arah dan kemungkinan tindakan lain (antisipasi) yang lebih bermakna. Ketika akan melakukan suatu aksi, misalnya saja menyusuri sungai, atau mendaki gunung, dalam benak, kita sudah melakukan gladi resik perjalanan. Kita membayangkan kemungkinan pengalaman yang akan kita dapatkan ke depan. Membayangkan jalan-jalan yang akan dilalui, rintangan-rintangan yang mungkin menghalangi dan memikirkan antisipasinya apa.
Kontemplasi itu berarti memberi perhatian penuh pada sesuatu obyek. Sangat penting bagi manusia untuk memberikan kesempatan kepada dirinya untuk berhenti, dan mengkonsentrasikan diri kepada setiap obyek. Mengamatinya, tanpa memikirkannya, dan kemudian menemukan keindahan di dalamnya yang akan membawa manusia pada rasa syukur yang besar kepada realitas tertinggi.
Tetapi, lebih penting lagi untuk mendisposisikan diri pada suatu kecenderungan diri untuk selalu memiliki kesadaran mendalam akan suatu obyek. Melihat dengan sungguh, merasa dengan sungguh. Lebih pada pemaksimalan daya indera dan rasa, bukan pada pemikiran. Karena pemikiran manusia sudah dipenuhi dengan hal-hal yang begitu banyak, bervariasi, penuh dengan ide-ide hasil dari konstruksi kenyataan sosial, konformitas, serta program-program (yang seringkali superficial) yang jika manusia hindari akan menimbulkan ketakutan-ketakutan yang akhirnya membawa manusia kembali sibuk berkutat dengan ‘kepalanya’. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.
Apabila kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka kontemplasi itu faktor pendorong untuk menciptakan keindahan, sedangkan ekstansi merupakan faktor pendorong untuk merasakan, menikmati keindahan. Karena derajat atau tingkat kontemplasi dan ekstansi itu berbeda-beda antara setiap manusia, maka tanggapan terhadap keindahan karya seni juga berbeda-beda sesuai dengan intuisi dari masing-masing individu.

http://sherlyoctz.blog.com/2010/05/19/5-manusia-dan-keindahan/
http://grafityindonesia.wordpress.com/2010/05/30/kontemplasi/
http://smart-pustaka.blogspot.com/2011/06/kontemplasi.html

Nilai ekstrinsik dan instrinsik

Nilai ekstrinsik dan instrinsik

Setiap karya seni yang baik seharusnya mendukung dua asas atau nilai utama dalam kekaryaan yaitu nilai intrinsik dan ekstrinsik. Apabila berbicara seni, pokok utama pembicaraan yang membedakan karya seni dengan bidang-bidang lain seperti filsafat, ilmu pengetahuan (terkandung di dalamnya bidang sains, teknologi, ekonomi, komunikasi, kedokteran dan lain-lain) dan agama adalah dengan melihat nilai yang terkandung di dalamnya.Persoalan nilai akan membedakan seni dengan filsafat juga ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan seperti bidang sains dan teknologi misalnya tidak berbicara tentang nilai. Bidang ini berbicara tentang praktika dari suatu konsep dan aplikasinya, berbicara tentang aspek kegunaan dan fisikal. Filsafat juga tidak dapat berbicara tentang nilai karena filsafat adalah upaya manusia untuk mengenal sesuatu. Filsafat hanya berupaya mengenal nilai tetapi tidak membuat pilihan.
Nilai intrinsik adalah nilai yang menyangkut aspek-aspek formalistik, ikonografi dan fisikal. Mengapakah seni enak di pandang mata, mengapakah musik itu sedap didengar telinga, mengapakah drama itu membuat menetes air mata, mengapakah gerakan di dalam suatu seni tari menggugah perasaan; pendeknya nilai yang terkandung dalam aspek-aspek fisikal yang terlihat, dapat didengar, dapat ditonton oleh indera fisikal adalah nilai-nilai intrinsik. Nilai-nilai ekstrinsik berkenaan aspek kejiwaan, filsafat atau psikologi, yaitu nilai-nilai yang tidak dapat dinilai oleh panca indera, serba noumena, transendental. Nilai ekstrinsik hanya bisa dirasai oleh jiwa, intuisi dan naluri dengan pendekatan ilmu, filsafat, kebudayaan dan sisi pribadi individu. Maka dapat dikatakan, jika dua nilai ini bergabung dapat membuahkan hasil yang baik dalam sebuah karya seni.
Namun terkadang dalam sebuah karya seni, dua nilai ini tidak sekaligus ada didalamnya. Sering terjadi nilai entrinsik dikesampingkan dan tidak jarang pula nilai intrinsik dihilangkan. Itulah sebabnya, terkadang sebuah karya seni tidak dapat bertahan lama. Contohnya adalah kartun atau komik yang mempunyai nilai-nilai intrinsik namun tidak punya atau kurang memiliki nilai ekstrinsik (perlu dipahami kebanyakan kartun dan komik adalah yang berbentuk popular). Maka seni ini akan mati dan tidak akan dibicarakan lagi oleh masyarakat jika telah lewat dari jamannya. Namun ada beberapa karya-karya kartun Drs. Suyadi alias Pak Raden misalnya, tetap hidup dan diberi perhatian istimewa karena kekayaan nilai-nilai ekstrinsik didalamnyaPendeknya seniman yang layak dipanggil ‘seniman’ (tidak hanya perupa, desainer, penulis, arsitek, sastrawan, penyair, atau sutradara saja) adalah orang yang berupaya memahami permasalahan masyarakatnya dan harus senantiasa memperbaharui keilmuannya. Sehingga dapat dibedakan mana ‘seniman’ dan bukan dan juga seharusnya seniman menjadi contoh masyarakat dan pemikir yang berkarya bukan sekadar melukiskan keindahan dan berujung pada uang. Seniman tulen adalah mereka yang berupaya menafsir dan mengurai bukan sekadar menterjemah.

http://jonathanroiiblogs.blogspot.com/2011/03/tugas-ibd-nilai-instrinsik-dan-nilai.html
http://rhymepeace.blogspot.com/2011/03/bab-iv-manusia-dan-keindahan-4.html
http://sherlyoctz.blog.com/2010/05/19/5-manusia-dan-keindahan/

Nilai estetika

Nilai estetika

Estetika adalah salah satu cabang filsafat. Secara sederhana, estetika adalah ilmu yang membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni.Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik.
Nilai adalah suatu realitas psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada bendanya itu sendiri. Nilai itu oleh orang dipercaya terdapat pada sesuatu benda sampai terbukti ketidakbenarannya.Tentang nilai ada yang membedakan antara nilai subyektif dan nilai obyektif. Atau ada yang membedakan nilai perseorangan dan nilai kemasyarakatan.
Dalam dictionary of sociology and related sciences diberikan perumusan tentang value yang lebih terinci lagi sebagai berikut :"The believed capacity of any object to satisfy a human desire”. The quality of any abject which causes it to be on interest to an individual or a group", kemampuan yang dipercaya ada pada sesuatu benda untuk memuaskan suatu keinginan manusia. Sifat dari sesuatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau sesuatu golongan. Tentang nilai itu ada yang membedakan antara nilai subyektif dan nilai obyektif, atau ada yang membedakan nilai perseorangan dan nilai kemasyarakatan. Tetapi penggolongan yang penting adalah nilai ekstrinsik dan nilai instrinsik.

http://id.wikipedia.org/wiki/Estetika
http://masuk.blogrezzaprawiratama.co.cc/2010/04/nilai-estetik.html
http://gerryghost.wordpress.com/2011/03/15/manusia-dan-keindahan/

Manusia dan keindahan

Keindahan yang seluas-luasnya

Keindahan dalam arti sesungguhnya yang murni , menyangkut pengalaman estetis seseorang dalam kaitannya dengan sesuatu yang dihayatinya. Sedangkan keindahan secara sempit menyangkut benda-benda yang dihayatinya, keindahan secara sempit menyangkut benda-benda yang dihayati melalui indera. Ciri-ciri umum yang ada pada semua benda dianggap indah dan kemudian menyamakan ciri-ciri atau kualitas hakiki itu dengan pengertian keindahan. Ciri umum tersebut adalah sejumlah kwalita yang secara umum disebut unity, harmony, symmetry, balance dan contrast. Ciri-ciri tersebut dapat dinyatakan bahwa keindahan merupakan satu cermin dari unity, harmony, symmetry, balance dan contrast dari garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata.
Karya-karya seni, baik yang adiluhung ataupun kontemporer pun bisa mati jika masyarakat teramat lemah pengetahuan dalam kesenian. Karya seni yang baik seperti seni rupa, sastera, pertunjukan dan sebagainya yang kaya dengan nilai-nilai intrinsik dan ekstrinsik dapat hilang disebabkan masyarakat tidak berupaya menyelami aspek-aspek kejiwaan, filsafat, moral dan budaya yang terkandung di dalam karya seni tersebut.Keindahan merupakan pengertian yang didalamnya tercakup sebagai aktivita kebaikan. Plato misalnya menyebutkan tentang watak yang indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga menyenangkan.
Plotinus menulis tentang ilmu yang indah dan kebajikan yang indah. Berbicara mengenai buah pikiran yang indah dan adat kebiasaan yang indah. Bangsa yunani membedakan pengertian keindahan dalam arti estetis yang disebutnya ‘symmetria’ khusus untuk keindahan berdasarkan penglihatan (seni rupa) dan ‘harmonia’ untuk keindahan berdasarkan pendengaran (musik). Sehingga pengertian keindahan dapat saja meliputi : keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral, dan keindahan intelektual.

http://mellygunawan.weebly.com/uploads/5/3/7/7/5377959/ibd_5.doc
http://www.car iilmuonline.com, Pakde Sofa : Ilmu Budaya Dasar Bag. 1

Keindahan sebagai sesuatu kualitas yang abstrak dan sebagai benda tertentu yang indah

Keindahan sebagai suatu kualitas yang abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah

Keindahan sebagai suatu kualitas yang abstrak merupakan keindahan yang tidak dapat diukur nilai keindahannya karena keindahan yang bersifat abstrak juga bersifat relative yakni apabila kita melihat sesuatu yang indah itu belum tentu indah untuk orang lain. Contohnya lukisan yang beralirkan sifat abstrak tidak semua orang mengerti akan keindahan lukisan tersebut hanya segelintir orang saja yang mengerti dari keindahan lukisan tersebut berdasarkan intuisinya dan jiwa seni dari masing-masing orang tersebut.
Keindahan sebagai kualitas abstrak menggambarkan suatu bentuk dalam yang keindahan di mana keindahan tersebut bersifat eksklusif dan hanya dapat dimengerti oleh orang yang menciptakan keindahan tersebut berdasarkan apa yang dipahaminya. Keindahan sebagai suatu kualitas abstrak menggambarkan sesuatu yang kontemporer dan bersifat nonrealistic di mana sang pencipta karya menggambarkan sesuatu yang tidak bisa dimengerti secara umum dan tidak sesuai dengan realita.
Keindahan sebagai sebuah benda tertentu yang indah merupakan keindahan yang bersifat pasti dan dapat dengan mudah diterima oleh pandangan dari masyarakat dan mempunyai nilai yang berbanding terbalik dengan keindahan bersifat abstrak, contohnya pemandangan yang indah di pedesaan dan itu sudah pasti keindahannya dan apabila ada yang menganggap itu tidak indah maka orang tersebut tidak memiliki jiwa seni dan tidak mengerti akan arti dari keindahan.

http://baguspemudaindonesia.blogdetik.com/2011/03/13/manusia-keindahan/
http://yankumala.wordpress.com/2011/03/11/62/
http://agesvisual.wordpress.com/2007/08/15/seni-dan-nilai-karya/

Pengertian Keindahan

Pengertian Keindahan

Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena sifatnya yang relative mungkin tidak semua orang menganggap bahwa seseuatu yang indah itu benar-benar indah bagi orang lain. Keindahan itu jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Dengan bentuk itu keindahan dapat berkomunikasi. Jadi, sulit bagi kita jika berbicara mengenai keindahan, tetapi jelas bagi kita jika berbicara mengenai sesuatu yang indah.
Keindahan hanya sebuah konsep, yang baru berkomunikasi setelah mempunyai bentuk, misalnya lukisan, pemandangan alam, film, nyanyian dan segala hal yang bersifat indah.
Keindahan merupakan sesuatu yang dianggap cantik, bagus, menarik dan ini semua merupakan sifat-sifat dari tempat, hewan, objek atau gagasan yang memberikan suatu arti kesenangan, kepuasan, dan keelokan. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah "kecantikan yang ideal" adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya. Keindahan dalam arti estetis murni menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Sedang keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang diserapnya dengan penglihatan, yakni berupa keindahan dari bentuk dan wama.
Pengalaman keindahan biasanya bersifat terlihat atau terdengar walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut keindahan tersebut pada dasarnya adalah almiah. Keindahan adalah apa yang menarik jiwamu, kepadanya cinta diberikan dan bukan diminta. Dia benda yang kau rasakan ketika tangan terulur keluar dari kedalaman dirimu, dia rantai yang mempertalikan kebahagiaan dan kesedihan. Ia adalah kegaiban yang dapat kau lihat, kekaburan yang dapat kau mengerti, dan ketidak jelasan yang dapat kau dengarkan. Ia yang suci diantara hal-hal yang suci yang bermula di dalam dirimu dan berakhir di luar ujung terjauh khayalan duniawimu.

http://hudanggit.blogspot.com/2011/03/perbedaan-antara-keindahan-sebagai.html
http://baguspemudaindonesia.blogdetik.com/2011/03/13/manusia-keindahan/
http://angga12casidy.wordpress.com/2011/03/15/tugas-ibd-4-manusia-dan-keindahan/

Selasa, 26 April 2011

Cinta kasih dan tips berpacaran sehat

Kisah cinta sejati

Alkisah di sebuah rumah mewah yang terletak dipinggiran sebuah kota, hiduplah sepasang suami istri. Dari sekilas orang yang memandang, mereka adalah pasangan yang sangat harmonis. Para tetangganya pun tahu bagaimana usaha mereka dalam meraih kehidupan mapan yang seperti saat ini. Sayang, pasangan itu belum lengkap. Dalam kurun waktu sepuluh tahun pernikahan mereka, pasangan itu belum juga dikaruniai seorang anak pun yang mereka harapkan.
Karenanya walaupun masih saling mencinta, si suami berkeinginan menceraikan istrinya karena dianggap tak mampu memberikan keturunan sebagai penerus generasinya. Setelah melalui perdebatan sengit, dengan sedih dan duka yang mendalam, si istri akhirnya menyerah pada keputusan suaminya untuk tetap bercerai.
Dengan perasaan tidak menentu, suami istri itu menyampaikan rencana perceraian kepada orang tua mereka. Meskipun orang tua mereka tidak setuju, tapi tampaknya keputusan bulat sudah diambil si suami. Setelah berbincang-bincang cukup lama dan alot, kedua orang tua pasangan itu dengan berat hati menyetujui perceraian tersebut. Tetapi, mereka mengajukan syarat, yakni agar perceraian pasangan suami istri itu diselenggarakan dalam sebuah sebuah pesta yang sama besarnya seperti pesta saat mereka menikah dulu.
Agar tidak mengecewakan kedua orang tuanya, maka persyaratan mengadakan pesta perceraian itu pun disetujui. Beberapa hari kemudian, pesta diselenggarakan. Sungguh, itu merupakan pesta yang tidak membahagiakan bagi siapa saja yang hadir dalam pesta itu. Si suami tampak tertekan dan terus meminum arak sampai mabuk dan sempoyongan. Sementara sang istri tampak terus melamun dan sesekali mengusap air matanya di pipinya. Di sela mabuknya si suami berkata lantang, “Istriku, saat kau pergi nanti. semua barang berharga atau apapun yang kamu suka dan kamu sayangi, Ambillah dan Bawalah !!“. Setelah berkata seperti itu, tak lama kemudian ia semakin mabuk dan akhirnya tak sadarkan diri.
Keesokan harinya, setelah pesta usai, si suami terbangun dari tidur dengan kepala berdenyut-denyut. Dia merasa tidak mengenali keadaan disekelilingnya selain sosok yang sudah dikenalnya bertahun-tahun yaitu sang istri yang ia cintai. Maka, dia pun bertanya “Ada dimakah aku ? Kenapa ini bukan di kamar kita ? Apakah aku masih mabuk dan bermimpi ? tolong jelaskan.”
Si istri menatap penuh cinta pada suaminya dengan mata berkaca-kaca dan menjawab, “Suamiku, ini karena dirumah orang tuaku. Kemaren kau bilang didepan semua orang bahwa engkau berkata kepadaku, bahwa aku boleh membawa apa saja yang aku mau dan aku sayangi. Di dunia ini tidak ada satu barang yang berharga dan aku cintai dengan sepenuh hati selain kamu. karena itu kamu sekarang kubawa serta ke rumah orang tuaku. Ingat, kamu sudah berjanji dalam pesta itu.”
Dengan perasaan terkejut setelah sesaat tersadar, si suami bangun dan memeluk istrinya, “Maafkan aku Istriku, aku sungguh bodoh dan tidak menyadari bahwa dalamnya cintamu padaku. Walaupun aku telah menyakitimu, dan berniat menceraikanmu, tetapi engkau masih mau membawa serta diriku bersamamu dalam keadaan apapun“.
Akhirnya kedua suami istri ini ini berpelukan dan saling bertangisan. Mereka akhirnya mengikat janji akan tetap saling mencintai hingga ajal memisahkannya.
Dalam Kisah diatas dapat kita petik makna bahwa :
Saat sebuah pernikahan dimulai, bukanlah hanya bertujuan menghasilkan keturunan, meski diakui mendapatkan buah hati adalah dambaan setiap pasangan suami istri. Tapi sebenarnya masih banyak hal lain yang juga perlu diselami dalam hidup berumah tangga.
Untuk itu rasanya kita perlu menyegarkan kembali tujuan kita dalam menikah yaitu peneguhan janji sepasang suami istri untuk saling mencintai, saling menjaga baik dalam keadaan suka dan duka. Melalui kesadaran tersebut, apapun kondisi rumah tangga yang kita jalani akan menemukan suatu solusi. Sebab proses menemukan solusi dengan berlandaskan kasih sayang ketika menghadapi sebuah masalah sebenarnya merupakan salah satu kunci keharmonisan rumah tangga. Harta dalam rumah tangga bukanlah terletak dari banyaknya tumpukan materi dan harta yang dimiliku suatu keluarga, namun dari rasa kasih sayang dan cinta pasangan suami istri yang terdapat dalam keluarga tersebut.

Tips berpacaran sehat

1. Berkegiatan yang positif
Seru juga lho kalau pacaran sambil belajar yang bisa menunjang prestasi. Dijamin bakal semangat sekolah atau ke kampus dan tambah rajin belajar. Bisa juga cari aktivitas bareng pacar. Olahraga bareng boleh dicoba. Misalnya main basket, bulu tangkis, atau Lari pagi di waktu libur juga seru Pacaran iya, sehat juga iya.

2. Hindari tempat sepi
Kata orang jaman dulu tidak baik berduaan apalagi tempatnya agak gelap, wah bisa bahaya tuh. Jadi paling enak kalau pacaran sambil gaul sama temen-temen. Selain menghindar dari kegiatan yang tidak diinginkan kita juga nggak bakal dicuekin sama teman-teman karena selalu berduaan.

3. No free sex
Kalau pacar kita melakukan sesuatu yang tidak kita suka, apalagi menjurus ke aktivitas seksual, maka kita harus berani bilang tidak. Jangan takut kalau diancam putus, kan kita jadi tahu bahwa dia bukan pacar yang baik. Kalau kita mengalami paksaan atau bahkan kekerasan, jangan ragu untuk cerita sama orang yang bisa kita percaya untuk minta bantuannya.

4. Saling terbuka
Saling terbuka, mau berbagi pikiran dan perasaan secara terbuka, jujur, mau berterus terang dengan perasan kita terhadap tingkah laku pacar. Siap nerima kritik dan kompromi serta saling mengerti kesibukan dari masing-masing pasangan dan apabila ada permasalahan harus diselesaikan secara langsung jangan ditunda-tunda karena dapat mengakibatkan masalah yang baru.

5. Menerima apa adanya
Menerima pacar apa adanya yang dilandasi oleh perasaan sayang dan bukan karena materi semata . Tidak menuntut sesuatu yang berada di luar kemampuannya.

6. Mutual dependensi
Masing-masing merasakan adanya saling ketergantungan satu sama lain. Oleh karena itu, diharapkan kita dan pacar mampu melengkapi kekurangan, sedangkan kelebihan yang dimiliki diharapkan mampu menutupi kekurangan pasangan kita masing-masing.

7. Fase pengenalan
Fase berpacaran yang perlu mendapat perhatian serius adalah pada fase mengenal pribadi, sayangnya tujuan mengenal pribadi lebih sering disertai aktivitas seksual yang berlebihan. Akhirnya pengenalan pribadi ini akan berubah menjadi pelampiasan hawa nafsu. Ungkapan kasih sayang yang dilakukan dengan aktivitas fisik seperti ciuman, saling menyentuh adalah hal yang tidak terlalu penting, namun sering dianggap sebagai bagian yang yang terindah dari masa pacaran. Pada batas-batas tertentu mungkin masih dapat diterima, namun jika lebih dan menjurus ke hubungan seksual tidak dapat dapat diterima oleh norma yang kita anut di Negara kita

http://willybadawihardjono.blogspot.com/2011/04/cinta-kasih.html

http://pramareola14.wordpress.com/2009/11/13/tips-tips-pacaran-sehat-remaja/

http://devit1104.blogspot.com/2008/11/pacaran-yang-sehat.html