Perbandingan antara poligami dan monogami terhadap perkembangan anak. Pada dasarnya poligami dan monogami sangat berbeda jauh sekali, poligami yang tidak sesuai dengan hukum islam atau syar'i akan menyebabkan hubungan yang tidak sehat dalam suatu keluarga, hal tersebut akan menjadi suatu penyebab dimana kerusakan dari lembaga perkawinan dan hal itu juga dapat menghancurkan mental seorang anak secara tidak langsung.
Dalam kehidupan suatu rumah tangga ada banyak hal yang akan memberikan dampak yang negatif terhadap keluarga, apabila di dalam suatu keluarga memiliki konflik intern akan sulit sekali untuk menjadi satu keluarga yang harmonis dan bahagia. Dimana anggota keluarga cenderung dalam situasi konflik yang nantinya lama kelamaan akan menjadi pribadi yang mendapat gangguan psikologis yang tentu saja berpengaruh pada perilakunya. Mungkin yang lebih buruk lagi dalam suatu keadaan konflik akan menjadi suatu kehancuran keluarga.
Pengaruh yang paling besar yaitu terhadap perkembangan anak dan masa depannya, karena di dalam keluarga yang tidak harmonis akan sulit sekali terciptanya proses pendidikan yang baik dan efektif, anak yang berada pada situasi ini pasti tidak akan mendapatkan pendidikan yang seharusnya mereka dapatkan, sehingga perkembangan anak akan mengarah kepada kepribadian yang kurang baik. Akibatnya anak akan menjadi tidak betah di rumah, hilangnya kepercayaan diri, beerkembangnya sifat yang agresif damn permusuhan serta bentuk keanehan lainnya.
Keadaan ini akan semakin bertambah parah apabila anak masuk ke dalam suatu lingkungan yang kurang baik yang nantinya akan berakibat buruk apabila si anak akan masuk ke dalam lingkungan tersebut. Salah satu dampak poligami terhadap anak adalah anak akan kurang mendapatkan rasa kasih sayang dari orang tua yang semestinya mereka dapatkan. Kemudian akan muncul terciptanya rasa benci yang timbul akibat perilaku orang tua yang melakukan poligami karena si anak merasa kecewa karena cinta ibunya di khianati oleh ayahnya yang menyebabkan anak tidak simpati dan tidak hormat terhadap ayahnya. Lalu akan timbul kurangnya kepercayaan diri dari si anak karena biasanya anak dari keluarga yang berpoligami cenderung mendapatkan perlakuan yang berbeda dari teman-temannya. Yang lebih mengkhawatirkan akan timbul rasa trauma bagi si anak yang nantinya akan menghadapi masa pernikahan.
Sedangkan untuk monogami sendiri akan memberikan pengaruh terhadap perkembangan individualisasi anak yang baik karena disini orang tua pasti akan lebih memfokuskan perhatiannya terhadap anak. Si anak akan mendapatkan pendidikan yang baik dan efektif lalu menimbulkan rasa percaya diri terhadap anak karena mendapatkan dukungan penuh dari orang tua, dan yang lebih penting lagi yang akan menjadikan pribadi seorang anak lebih baik karena mendapatkan rasa kasih sayang yang lebih di bandingkan dengan anak yang orang tuanya melakukan poligami.